Seringkali guru pendamping diundang oleh sejumlah kelompok untuk kegiatan belajar bersama dalam program tutor sebaya ini. ”Wali muridnya juga bersemangat kalau kedatangan guru pamong atau pendamping,” kata Budi Prasetyo, kepala sekolah SMPN 06 Kota Batu, siang kemarin.
Dia lantas menjelaskan, program tutor sebaya itu metode pembelajaran yang sederhana. Program itu dimulai dengan memilih salah satu murid paling berpotensi untuk menjadi guru cilik. Guru cilik itulah kemudian yang akan membimbing teman-temannya didampingi oleh guru pamong.
Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga tahapan. Antara lain Placement Test atau tes untuk menentukan murid dalam satu kelas ke dalam 3 kategori kesiapan belajar. Antara lain, siap, cukup siap, dan kurang siap. ”Dalam satu kelas terdapat 30 siswa, yang nantinya akan dipilih 7 siswa dengan status siap sebagai tutor,” kata dia.
Selanjutnya, pembentukan kelompok tutor merujuk pada hasil placement test yang akan dipecah dalam beberapa kelompok. Masing – masing terdiri dari 1 anak dengan status siap, 2 anak dengan status cukup siap, dan 1-2 anak dengan status kurang siap. Selanjutnya tiap kelompok akan diberikan target per minggu, dalam mengerjakan soal – soal yang mengacu pada Ujian Nasional. Seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dirolling seminggu sekali.
Terakhir adalah fasilitas bantuan seperti 2 guru pamong, dan 1 guru nara sumber. Fungsi dari guru pamong adalah untuk membimbing pelajaran kelompok setiap harinya. Sedangkan guru narasumber bersifat kunci jawaban, sebagai pemegang jawaban dari soal-soal tersebut.
Salah seorang siswa juga mengakui metode tutor sebaya sangat menyenangkan. “Awalnya banyak yang tidak kompak belajar, tapi sekarang sudah kompak dan menyenangkan karena bisa berganti-ganti lokasi belajar,” kata Indi Fitrya Dearisty. (dny/yak)
Sumber : http://radarmalang.co.id/teman-mengajar-dongkrak-minat-belajar-12750.htm